Dwi panuntun Dwi panuntun Author
Title: Sepenggal Cerita Anak Panti Asuhan
Author: Dwi panuntun
Rating 5 of 5 Des:
"Sepenggal Cerita Anak Panti Asuhan" Oleh :  Darul Kosman Mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi Payakumbuh, Sumatera Barat...
"Sepenggal Cerita Anak Panti Asuhan"

Oleh : Darul Kosman
Mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi
Payakumbuh, Sumatera Barat


“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap umat manusia dan mendapatkan ilmu adalah hak bagi setiap umat manusia. Tanpa melihat dan memperhatikan fisik, kekayaan dan darimana kita berasal siapapun berkesempatan untuk merasakan indahnya pendidikan”. Ya begitulah rangkaian kata yang selalu terlintas dalam benakku…

Darul,, begitulah orang-orang memanggilku…!!!
Keluarga besar di Panti Asuhan saat lomba MTQ Nasional
tingkat Kabupaten
Terlahir sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara sekaligus menjadi anak laki-laki tunggal membuat saya menjadi pribadi yang kuat dan tangguh dalam melewati sela-sela kehidupan. Berada ditengah-tengah keluarga dengan keadaan ekonomi yang seadanya menuntut saya untuk tidak bermanja-manja. Aba (panggilan Ayah) dan Umi (panggilan Ibu) mereka adalah malaikat tanpa sayap yang Allah titipkan untuk saya, tapi apa boleh dikata, ikatan pernikahan mereka harus kandas ditengah jalan dikarenakan Aba mengalami stres dan pemikiran yang bisa dibilang tidak normal lagi. 1995 tahun dimana kondisi pahit ini menimpa keluarga kami, semenjak itu Umi menjadi Ayah sekaligus Ibu bagi ketiga anaknya. Bekerja banting tulang mencari upah ke lahan orang, tak kenal lelah tak kenal dengan teriknya matahari dan dinginnya tetes hujan, kaki menjadi kepala dan kepala menjadi kaki rela dilakukan demi menyambung hidup.. ya sawah lah menjadi kantor Umi selama ini.
Singkat cerita, lulus Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2007, membuat saya merasa bimbang apakah mungkin bisa melanjutkan ke pendidikan SMP??? Namun disini Allah  menunjukan kuasa-Nya. Ditawarkan untuk tinggal di Panti Asuhan merupakan kesempatan terbesar yang tidak boleh saya lepaskan hingga pada akhirnya sayapun melanjutkan pendidikan SMP dengan memilih tinggal di panti asuhan. Memiliki banyak teman dan keluarga baru, puluhan orang dari berbagai daerah dan keadaan ekonomi yang bisa dibilang sama hidup dan tinggal disatu atap. Setiap hari kami bercanda, belajar, bermain, dan dilatih untuk memasak serta kegiatan kesenian, semuanya saya lalui dengan penuh kegembiraan, meskipun kadangkala rasa sedih dan rindu akan suasana rumah datang menghampiri. Selama menempuh pendidikan SMP Alhamdulillah saya selalu masuk 10 besar bahkan 3 besar, kebanggaan tersendiri bisa berada diposisi ini. Waktupun terus berjalan hingga tahun 2010 kata luluspun saya dapatkan.
Setelah lulus SMP saya merasa sangat bimbang serasa ingin tinggal dirumah lagi Namun, saya terus berpikir apa jadinya nanti kalau kembali kerumah?? Umi yang sudah berumur, Aba yang keadaanya seperti itu membuat saya untuk tetap bertahan tinggal di panti asuhan. Hingga pada tahun 2010 saya melanjutkan pendidikan ke SMA, ya MA Plus Barulak, sebuah sekolah swasta yang hanya terdiri dari tiga kelas, siswanya yang tidak sampai seratus orang dan bisa dibilang sekolah untuk anak-anak yang memiliki ekonomi rendah. Tapi saya berpikir negeri ataupun swasta besar dan kecilnya sekolah belum pasti menentukan kualitas diri dan pola pikir seseorang, karena bagi saya keyakinan, ketekunan, dan kerajinanlah yang membuat diri seseorang tampak berkualitas. Syukur tiada henti selama SMA saya aktif dalam anggota marching band, selalu masuk tiga besar dan mengikuti beberapa perlombaan dan olimpiade akademik tingkat kabupaten. Kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 saya lalui dengan rasa gembira, hingga pertengahan 2013 pun datang, Alhamdulillah kata lulus kembali melengkapi kebahagian bisa menamatkan sampai bangku SMA. Canda, tangis bahagia menjadi pengiring kebahagian, serasa semua beban sudah hilang, tidak ada lagi sekolah, tidak ada lagi tugas !!!! Senang??? ya, begitulah perasaanku sangat bisa menamatkan bangku pendidikan SMA. Selepas dari itu rasa sedih kembali merajai perasaanku, kenapa???, tahun 2013 saya harus keluar dari rumah kedua saya. Sedih setelah  6 tahun tinggal dipanti asuhan tapi harus bagaimana lagi, berat rasanya kaki ini untuk dilangkahkan. Tetapi diisisi lain kebahagiaanpun perlahan menutupi kesediahan ini karena saya sudah bisa tinggal dengan keluarga saya lagi.”
Cerita saya belum berakhir sampai disini, Kuliah !!! ya ucapan dan pertanyaan yang sering orang lontarkan kepada saya, tapi saya hanya membalas dengan senyuman dan candaan, seakan-akan pertanyaan itu hanya sebuah mimpi yang tak akan pernah terwujud. Jujur, memang tidak ada kepikiran untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, menghitung dan mendengar banyaknya biaya yang harus disiapkan dan dikeluarkan untuk perkuliahan. Tapi, suatu ketika salah seorang alumni SMA saya menawarkan untuk mengisi formulir pendaftaran mahasiswa melalui jalur PMDK (undangan) disalah satu Perguruan Tinggi Negeri di Sumatera Barat. Ya Politeknik Pertanian Universitas Andalas (Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh). Ingin???? Tentu saja saya ingin untuk mengisinya, tapi pertimbangan ekonomi keluargapun kembali menjadi persoalannya. Tapi saya tidak putus asa, saya memberanikan diri untuk mengisi formulir tersebut sekaligus mendaftar beasiswa Bidik Misi dan melengkapi semua persyaratannya.
Haripun terus berjalan, dengan hati yang berdebar-debar menunggu saat pengumuman PMDK pun datang. 27 Mei 2013 hari yang dinantikan datang, sekitar jam 13.00 WIB siang, saya menerima pesan melalui hp dari alumni yang menawarkan saya kuliah, Syukur Alhamdulillah dengan kebesaran dan kuasa-Nya saya dinyatakan lulus dan terpilih sebagai calon mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi. Tangis bahagiapun kembali tercurahkan, saya sujud syukur, sambil mengucap “Alhamdulillah ya Allah, terimakasih atas semua nikmat yang engkau berikan semoga ini menjadi berkah dan langkah awal untuk merubah nasib keluarga”. Saat itu serasa mendapatkan kebahagian yang tiada tandingannya.
Selang beberapa hari saya datang ke kampus untuk mengikuti tes wawancara bagi seluruh calon mahasiswa penerima Bidik Misi, setelah mengikuti tes wawancara dan sayapun dinyatakan lulus dan resmi mendapatkan beasiswa tersebut, bahagia?? Ya tentu sangat bahagia, tapi saya harus  membayar uang pendaftaran ulang dan pembuatan seragam kuliah sebesar Rp1.220.000. Memang ini semua akan diganti apabila Bidik Misi telah cair nantinya. Tapi saya tersentak diam, bingung dan berpikir panjang. Kenapa tidak? Itu jumlah yang besar bagi seorang anak buruh tani dan harus dibayar dalam dua hari kedepan. Sayapun langsung pulang kerumah dan menceritakan semuanya kepada keluarga. Hingga akhirnya saya kembali meminta pertolongan kepada panti asuhan dimana saya pernah tinggal sebelumnya. Alhamdulillah berkat do’a dan kebaikan mereka saya bisa menyelesaikan  pendaftaran ulang dan telah resmi menjadi mahasiswa Bidik Misi di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, ya program studi Diploma IV Manajemen Produksi Pertanian menjadi pilihan saya.
Mengawali perkuliahan saya tinggal diasrama kampus selama satu tahun pertama, seperti mahasiwa baru lainnya saya mengikuti kegiatan yang wajib diikuti oleh mahasiswa baru. Sampai proses perkuliahan dimulai. Disemester awal saya menfokuskan diri untuk kuliah karena saya berfikir harus mendapatkan IP yang tinggi kalau tidak Bidik Misi akan dicabut. Semester satupun saya lewati dengan susah payah dan kejengkelan, kenapa tidak!! saya harus belajar Kimia, Biologi dan Agronomi sedangkan sewaktu SMA saya jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Namun, saya tetap mencoba belajar dan terus belajar, hingga Alhamdulillah saya bisa mendapatkan IP 3.66, Alhamdulillah inilah awal yang baik.
Semester dua saya mulai berfikir saya tidak ingin menjadi mahasiswa KUPU-KUPU (kuliah pulang-kuliah pulang) saya mencoba bergabung ke organisasi UKM Forum Studi Islam Al-Azzam sebagai staf kaderisasi Ar-rijal periode 2014/2015 dan saya juga mencoba mengikuti seleksi di Himpunan Mahasiswa Jurusan Budidaya Tanaman Pangan (HIMA PANGAN). Alhamdulillah, kata syukur selalu terucap dalam mulut dan hati saya. Saya lolos dan ditempatkan sebagai Sekretaris Departemen Kerohanian pada periode 2014/2015. Semester dua saya jalani dengan manajemen waktu yang baik untuk kuliah, organisasi dan menyelesaikan tugas, tidur larut malam sudah biasa. Sempat suatu ketika seorang teman bertanya “apa kamu tidak takut nilaimu turun lantaran masuk organisasi?” saya hanya bilang “tergantung kita yang menjalankannya, kalau bisa membagi waktu pasti bisa” hal ini terlihat ketika semester dua saya berhasil mendapatkan IP sempurna 4.00. Sebuah nilai dan nikmat yang sangat besar, kebanggaan pun tak bisa diungkapkan.
Tahun 2014 saya menargetkan sebagai tahun pembelajaran, banyak kegiatan dan lomba yang saya ikuti namun belum ada yang berhasil. Menyerah?? Tidak!!, saya mencoba lagi dan lagi. Belajar dari pengalaman tahun sebelumnya saya berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, hingga suatu ketika saya mengikuti lomba pidato dakwah tingkat kampus, Alhamdulillah tanpa disangka saya berhasil menjadi juara 1 dalam acara ini, tropi dan tabanaspun melengkapi kebahagianku. Tak berhenti disini tahun 2015 saya kembali mengikuti organisasi HIMA PANGAN dan dipercaya sebagai Sekretaris Umum periode 2015/2016, disana banyak acara saya ikuti baik sebagai peserta maupun sebagai panitia pelaksana. Masih ditahun 2015 saya mencoba mengikuti lomba puisi tingkat kampus dan lomba pidato tingkat Kabupaten 50 Kota namun semuanya gagal kemenangan belum berpihak kepada saya. Coba lagi, lagi dan lagi itulah yang saya tanamkan. Ditahun yang sama saya mengikuti Lomba Teknik Terapan dan mengajukan proposal penelitian, diluar dugaan proposal saya beserta tim berhasil lolos dan didanai.
 Tidak berpuas diri saya mencoba mengikuti pemilihan duta mahasiswa tingkat kampus, tak disangka saya berhasil menjadi Duta Mahasiswa Putera tahun 2015. Sebuah pencapaian yang sangat luar biasa. Tak cukup sampai disini  pemilihan mahasiswa berprestasi tahun 2015 menjadi incaran selanjutnya, berlandaskan nilai akademik dan organisasi yang saya geluti akhirnya saya dipilih mewakili program studi bersaing dengan mahasiswa-mahasiswi cerdas dari prodi lainnya, dengan percaya diri saya menulis sebuah Karya Tulis Ilmiah dan melengkapi semua persyaratan yang diminta. Disaat pengumuman 10 besar keluar saya merasa pesimis bakalan jebol, tapi Allah berkehendak lain nama saya pun tercantum didaftar 10 besar Mahasiswa Berprestasi Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Selang waktu satu hari sayapun memperesentasikan dan mempertahankan Karya Tulis yang saya buat dihadapan dewan juri dan penguji hingga selesai dan sayapun menyerahkan kepada yang Maha Kuasa yang terpenting saya telah berusaha sebaik mungkin. Pemenangpun diumumkan tetapi saya gagal menjadi yang pertama hanya masuk di enam besar, tapi saya sangat bangga dengan hasil terbaik ini karena dari ribuan mahasiswa saya berhasil menduduki posisi ke enam.
 Memasuki semester enam pada tahun 2016 dengan nilai akademik yang masih bisa saya pertahankan, saya masih aktif diorganisasi yang saya geluti. Melaksanakan studi banding ke Politeknik Negeri Lampung dan dipercaya untuk mempersentasikan sekaligus mengenalkan organisasi dan kampus. Disana saya banyak mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman yang berharga. Tidak hanya itu saya juga mengikuti berbagai seminar baik regional, nasional dan internasional yang diadakan dikampus saya maupun kampus lain. Pada tahun 2016 saya kembali mencoba mengikuti lomba pidato dakwah dan masih bisa mempertahankan prestasi pada tahun sebelumnya yaitu menjadi juara 1. Terakhir tanpa terfikirkan saya menjadi utusan almamater untuk mengikuti pertemuan nasional mahasiswa beasiswa Bidik Misi dengan Bapak Presiden RI Ir. Joko Widodo di Solo, Jawa Tengah. Bertemu dengan ribuan mahasiswa berprestasi dan organisatoris dari ratusan perguruan tinggi se-Indonesia merupakan penghargaan dan pengalaman yang sangat luar biasa yang tak semua orang bisa mendapatkannya. Hingga saat ini saya sedang menyelesaikan Tugas Akhir untuk menamatkan studi Diploma 4 saya di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, Sumatera Barat.
Berawal dari keluarga petani, menyambung hidup di panti asuhan dan difasilitasi oleh Bidik Misi sehingga bisa mengantarkan saya kejenjang pendidikan tinggi dan menorehkan berbagai prestasi yang selama ini tidak pernah terfikirkan. Target saya selanjutnya selesai wisuda pada tahun 2017 bisa melanjutkan studi S2 dengan bantuan beasiswa dari pemerintah. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT, orang tua saya, keluarga saya di panti asuhan dan yang terpenting untuk pemerintah Indonesia atas kepercayaannya kepada saya sebagai penerima Bidik Misi. Sepenggal pesan untuk seluruh pembaca “kemiskinan bukanlah penghalang kita untuk sukses tapi yang menjadi penghalang adalah ketika diberi kesempatan tapi kita tidak mau memanfaatkan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya”.


Salam Bidik Misi Salam Prestasi !!!








Profil Penulis
Nama : Darul Khosman
 Asal :Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh- Sumbar
Alamat :Jorong Koto Nan Tuo, Nagari Barulak, Kec. Tanjung Baru, Kab. Tanah Datar, Provinsi
                  Sumatera Barat.
Contact : Hp/Wa. 082285850934. Ig :dareel_94

Motto : If you think can you can do it and Never give up

About Author

Post a Comment

Advertisement

Advertisement

Komentar

Dapatkan comment widget ini di sini
 
Top