Gaya
Ilmu baru “KAPITALISME Syariah”
Kehidupan
di dunia ini memang penuh dengan ilmu
pengetahuan yang dimana dari ilmu itu kita bisa menjadi bertambah akan wawasan
dan pengetahuannya. Banyaknya ilmu pengetahuan pun kita harus pandai-pandai
berfikir manakah ilmu yang pantas kita gunakan dan mana yang tidak. Sehingga
kita bisa menjadi orang yang kuat dalam intelektualitas disamping juga
religiusitas dan humanitas.
Kali
ini diskusi yang kita ambil yaitu Pengantar tentang KAPITALISME, yang dimana
teori ini dikemukakan oleh Adam Smith dalam bukunya “The Wealth of Nations”
yang
berisi tentang “Betapa pentingnya seorang buruh dalam bidang industri”.
Dari
isi tersebut kita mengutarakan bahwa begitu banyaknya dampak negatif apabila
buruh hanya tetap menjadi buruh diantaranya Pegawai buruh akan menjadi statis
dan tidak berkembang. Mengapa demikian? Karena seorang buruh hanya akan
melakukan pekerjaan itu-itu saja dalam kesehariannya tanpa ada hal yang baru
untuk membuatnya berkembang.
Smith
juga mengatakan bahwa “ Manusia itu Rakus”, sehingga manusia selalu merasa
tidak pernah puas dan akan terus menerus melakukan hal yang lebih untuk menjadi
diatasnya orang lain.
“Sifat
rakus manusia itu sendiri dapat berdampak negatif tapi bisa dicampur tangan
pemerintah agar tidak muncul sifat-sifat negatif”, kata Man Devil. Dari
perkataan itu Smith pun menganjurkan agar pemerintah tidak mencampuri urusan
ekonomi rakyat, yang dimana jika pemerintah mencampuri urusan rakyat maka yang
terjadi adalah ekonomi yang tidak bisa melecat dan ini menjadi tolakan bagi
teori yang di kemukakan Adam Smith tentang kapitalisme.
Adanya pasar bebas tanpa campur tangan
pemerintah yang mengakibatkan akan saling menghancurkan karena kapiltalisme.
Didalam
pekerjaan besar kecilnya bayaran yang diberikan perusahaan itu berbeda sesuai
dengan profesi dan ketrampilan yang dimilikinya. Maka terjadilah dimana yang
profesi dan ketrampilannya lemah akan menjadi seorang buruh dan buruh akan
terus menjadi barang Explorasi, Expansi.
Kapitalis yang terjadi di Indonesia merupakan
suatu paham yang sebetulnya sangat belum bahkan tidak cocok jika diterapkan di
Indonesia ini. Karena, dilihat dari segi pendidikannya masyarakat Indonesia
yang dominan adalah lulusan Sekolah Dasar (SD), jadi sangat begitu berat jika
kaptalisasi dilakukan di Indonesia ini.
Sesungguhnya
Kapitalisasi akan bisa terjadi dan terlaksana di sebuah negara jika di negara
tersebut terdapat 5 hal yang menjadi dasarnya, yang diantaranya adalah :
1.
Sumber Daya Alam (SDA), apakah ada sumber daya
alam yang mencukupi untuk menjadi sasaran Kapitalisme
2.
Sumber Daya Manusia (SDM), apakah sudah
mencukupi para pelaku-pelaku manusianya untuk menjalankan paham itu.
3.
Financial (Keuangan), apakah keadaan
keuangannya mencukupi untuk melakukan kapitalisme itu.
4.
Konsep , apakah sudah adanya konsep untuk
mengatur strategi-strategi yang hendak dilakukannya.
5.
Teknologi, dan apakah sudah mampu dalam hal
teknologi.
Bangsa
Indonesia sebenarnya mampu untuk melakukan itu, namun karena mindset/ pola
pikir kita yang belum sepenuhnya mengarah seperti itu dan kita mempunya paham
sendiri yaitu dimana paham demokrasi bahwa kedaulatan adalah sepenuhnya berada
ditangan rakyat.
Musyawarah
dan gotong-royonglah yang telah menjadi dasar kita sebagai bangsa Indonesia sesuai
tercantum dalam dasar negara Pancasila. Dalam pandangan kita paham kapitalis
ini dapat diambil hal baiknya ataupun positifnya, yang dimana sudah menjadi
perintah Rosul, namu berbeda pengertian dengan pa yang dikemukakan oleh si Adam
Smith. Kapitalis yang dimaksud adalah Kapitalis Syariah, dalam kapitalis
syariah kita di harapkan untuk terus berlomba-lomba menjadi lebih baik dari
orang lain. Dimana di Alqur’an saja sudah di ajarkan kita untuk berkapitalisasi
namun berkapitalisasi syariah yaitu dalam potongan surat yang berbunyi “Fastabiqul
khoirots”. Untuk orang-orang yang beriman untuk terus berlomba-lomba
dalam kebaikan. Ada kata pepatah “Hari ini harus lebih baik dari hari kamaren,
dan hari esok harus lebih baik dari hari ini”. Mungkin itu yang harus kita
lakukan sebagai umat manusia, Terus-teruslah berlomba-lomba dalam kebaikan. (J)
Created by @
www.dpanuntun.blogspot.com
Post a Comment
Post a Comment