Pudarnya Budaya Musyawarah Dikalangan Masyarakat INDONESIA
Ciputat- Dengan melihat fenomena yang ada di Indonesia
saat ini terutama di daerah-daerah yang kecil seperti pedesaan , dari kalangan
Remaja hingga Orang tua sudah terlihat banyaknya masalah-masalah yang terjadi
tanpa ada solusi yang tepat. Dari sekian apa yang saya alami dan saya lihat
dari mulai saya duduk di bangku Merah Putih hingga sekarang di bangku
Kampus,tampak sekali fenomena-fenomena perubahan yang terjadi di Indonesia ini.
Ketika itu di daerah saya begitu eratnya rasa talipersaudaraan,gotong-royong
antar tetangga,bahur membahur saling membantu dan rasa kekeluargaan di
masing-masing sektor itu ada meskipun bukan dari keluarga. Tingkah laku
anak-anak muda pun sewaktu itu masih lugu, turut akan perintah orang
tua,patuh,sopan,dan rendah hati kepada semua orang.
Mulai dari suatu keluarga yang selalu
bermusyawarah ketika memecahkan suatu masalah yang ada pada keluarga tersebut
dalam mewujudkan suatu tujuan keluarga itu, dari pemerintahan desa seperti
RT,RW hingga ke Pengurusan Desa di Kantor Kepala Desa selalu mengutamakan
musyawarah/mufakat. Kegiatan mengumpulkan warga seperti acara arisan
RT,membahas PROKJA RT bahkan Desa terus diadakan setiap 1 minggu sekali hingga
1 bulan sekali.
Kini terlihat jelas perbedaannya
dengan dulu. Kekeluargaan yang di jalankan,sekarang berubah menjadi
Individualistik yang di kedepankan. Banyak anak-anak remaja bahkan anak-anak di
bawah umur yang jadi korbannya dan jadi pelakunya juga. Kurangnya Musyawarah
dalam keluarga untuk membahas tujuan keluarga namun kini berjalan secara
individu,yang muda merasa sudah tua dan yang tua merasa senior.
Demikianpun
terjadi pada kalangan Pemerintahan Daerah maupun Pemerintahan Pusat sebagai
wakil rakyat yang kurangnya Musyawarah dalam mengambil keputusan bersama, yang
ada Musyawarah menimbulkan konflik yang tidak ada ujung penyelesaiannya
gara-gara Peserta rapat tidak konsentrasi dalam forum dan kadang asyik sendiri
dengan mengobrol,Hp,Gadget,hingga sampai ada yang tidur. Sehingga menimbulkan
Kesalahpahaman dan ketidaktahuan pada masyarakat di bawah.
Sering
juga terjadinya demo antara para Buruh Pabrik dengan perusahaan karena masalah
UMR( Upah Minimum Regional). Padahal jika bisa di musyawarahkan bersama dengan
benar antara pihak perusahaan,Pemerintah Daerah,dan Buruh bisa menyelesaikan
masalah karena telah mengertinya prosedur atau proses yang dilakukan dalam
pemberian UMR.
Sehingga
dengan Artikel ini saya buat,mudah-mudahan kita sebagai individu sadar bahwa kita
tidak bisa hidup sendiri, dan kita butuh yang namanya musyawarah bersama serta
kita ambil kembali hal-hal yang baik dari zaman dulu dan buang hal-hal yang
buruk dari sekarang. Dan pula,Buang jauh-jauh sikap kita yang meniru budaya
orang lain yang belum tentu pas buat kita sebagai WNI yang beridiologi
Pancasila. Idiologi Pancasila memang terbuka tapi kita harus bisa memfilter
mana yang tidak bertentangan dengan Idiologi Pancasila dan Mana yang tidak
bertentangan dengan Idiologi Pancasila. Sehingga kita bisa jadi Pemuda dan
generasi penerus Indonesia yang cerdas
yang berprinsip Azas Kekeluargaan.
Post a Comment
Post a Comment